Nama Pangeran Sambernyawa sudah tak asing bagi wong
Solo. Ia dikenal sebagai tokoh pejuang dari Surakarta. Sejatinya, ia juga
seorang Raja Mangkunegaran I. Adapaun nama Sambernyawa itu sendiri didapatinya
dari julukan yang disematkan Gubernur VOC, Nicolas Hartingh kepada beliau
karena Sambernyawa saat berperang bagaikan malaikat maut bagi musuh-musuhnya.
Selain kedua nama itu, ia juga kerap disapa sebagai Raden Mas Said.
Semua tentang Samber Nyawa kini menjadi kenangan.
Kuburan menjadi tempat terakhir perjalanan Sambernyawa di dunia ini. Sekarang,
masyarakat hanya dapat mengenang beliau melaului cerita dan kuburannya. Jika
masyaakat ingin mengetahui kuburan beliau, bisa langusng saja berkunjung ke
Astana Mengadeg, Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar.
Sejatinya, kuburan itu bukanlah akhir dari Sambernyawa
dalam berbagi kemanfaatan. Meski sudah wafat, ia masih membersamai manusia
dengan berbagai pemikiran-pemikiran beliau yang bermanfaat. Berikut beberapa
hal yang perlu dicontoh dari warisan Raden Mas Said:
1. Bangsawan yang Merakyat
R Said tidak hidup dalam glamour seperti bangsawan
pada umumnya. Ia sejak kecil sudah membiasakan diri hidup sebagaimana rakyatnya
hidup. Penderitaan rakyat akibat ulah penjajah Belanda juga ia alami. Dengan
kehidupan yang merakyat sejak dari kecil, ketika tumbuh dewasa ia tergerak
hatinya untuk berjuang melawan penjajah demi membebaskan rakyatnya dari
penderitaan.
2. Ahli Strategi Perang
Saat berperang, sambernyawa adalah peletak dasar
strategi perang gerilya. Sebuah siasat perang dengan tiga teknik yaitu
jejemblungan, dhedhemitan, dan weweludan. Jemblung sendiri cara berperang
seperti orang gila yang tidak punya rasa takut, dhemit bagaikan hantu yang
susah diraba keberadaannya, dan welud adalah belut yang susah ditangkap. Ketiga
teknik tersebut menjadi bekal utama dalam bergerilya pasukan sambernyawa. Dan
ketiga teknik inilah yang ditiru oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman dalam
melawan penjajah pula.
3. Seorang Religius
Bukan hanya ulung dalam strategi perang, ia juga
dikenal sebagai sosok religius. Hal ini dibuktikan dengan kegiatan beliau dalam
menyalin Al-Quran 30 juz. Meski sedang sibuk berperang, ia juga masih produktif
menyalin Al-Quran dengan tulis tangan hingga delapan kali.
4. Pemimpin Egaliter
No comments:
Write comments