 |
Costum Jatayu |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jatayu, seekor burung yang melegenda. Ceritanya harum dalam epos Ramayana. Ia dikenang sebagai burung yang menolong Sri Rama untuk mengalahkan Rahwana. Burung yang setia dengan dharma bhaktinya untuk tuannya. Dharma Bhakti untuk menegakkan keadilan di muka bumi. Demikianlah Jatayu, simbol kesetiaan akan Dharma Bhakti kepada kebaikan.
Secara silsilah, ia adalah anak dari Arun. Bersaudara dengan Sampati. Adapun ayah dari Arun adalah Resi Kasyapa dengan Vinata. Kemudia, Arun memiliki saudara yang bernama Garuda. Jadi, Jatayu adalah keponakan Garuda. Arun menjadi tunggangan Dewa Surya, sedangakan Garuda tunggangan Dewa Wisnu.
Harumnya kisah Jatayu disebabkan sikap pahlawan yang ia tunjukkan dalam menegakkan kebenaran. Waktu itu, sewaktu di tengah hutan ia melihat teriakan minta tolong dewi sita. Sang dewi terbang di udara dengan dicengkeram oleh Rahwana. melihat kejadian itu, Jatayu berusaha menolong dewi sita yang dalam kuasa Rahwana yang hendak menculik sang dewi istri Sri Rama. Meski sudah renta, Jatayu terbang menyerang Rahwana, namun naas ia kalah dalam pertempuran. Sayapnya putus terkena sabetan pedang Rahwana. Ia jatuh dan sekarat tak berdaya.
Dalam ketidakberdayaannya itu, ia berusaha menjaga nyawanya agar tidak segera mati. Jatayu masih ingin melanjutkan Bhaktinya. Setidaknya jika ia masih bertahan, maka dapat memberikan informasi kepada Sri Rama tentang keberadaan dewi sita. Dan ternyata benar, ia masih sempat berjumpa dengan Sri Rama. Dalam kondisi sekarat, ia memberitahukan keberadaan dewi sita yang dibawa Rahwana ke Alengka.
Setelah memberitahu Sri Rama, Jatayu menghembuskan nafas terakhir. Ia meninggal dalam pangkuan Sri Rama, titisan dewa Wisnu yang dicintainya. Bagi Jatayu, meninggal dalam pangkuan Tuhannya adalah kenikmatan tak ternilai. Ia meninggal bahagia dalam menjalankan Dharma.
Kisah ini ini mengajari manusia agar konsisten dalam Dharma. Selalu menjalankan kebaikan. Berbuat baik setiap saat tanpa memperdulikan usia atau keadaan. Seperti halnya Jatayu, ia sudah renta,namun tetap berani melawan Rahwan yang angkara murka. Dan akhirnya, ia mati dalam kebahagiaan menyebut nama Tuhannya. Untuk mengenang kepahlawanan Jatayu, berbagai festival budaya selalu mengangkatnya dalam event. Ada juga yang menjadikannya sebagai logo, seperti yang dilakukan klub sepakbola Solo FC.